Artinya sama. Bedanya alfresco itu bahasa asing, sehingga layak jadi nama teras sebuah mal. Kalau dinamai “udara terbuka” maka kurang menjenama, hanya layak ditulis sebagai kata biasa dalam huruf kecil. Ya, semacam “lounge” yang menjadi The Lounge: kata telah menjadi nama. Serupa Alun-alun yang menjadi nama toko di Grand Indonesia karena alun-alun itu eksotis, sudah menyusut di perkotaan Jawa — di Salatiga sudah empat puluh tahun menjadi Lapangan Pancasila.
Ah, itu tak penting karena lebih menarik ini: pengelola mal sadar bahwa salah satu tempat kebanggaannya cocok untuk berfotoria. Itulah sebuah tetenger. Lebih menarik lagi dua papan nama berlampu pada masing-masing sayap teras, dengan tipografi retro itu, berkaki roda sehingga bisa digeser-geser.