Sabar. Jangan terburu berprasangka saya sedang mengaduk isu sensitif. Hanya kebetulan ini menyangkut toko busana muslimah. Padahal peristiwanya bisa terjadi di toko yang menjual apa saja. Sore itu toko di sebuah mal, di barat Jakarta, sedang tutup. Setiap orang yang membaca maklumat langsung paham bahwa pramuniaganya sedang ke peturasan.
Hemat kata. Bandingkan dengan bahasa spanduk instansi pemerintah dan partai yang boros kata — apalagi kalau pakai gaya Orba: “Dengan semangat anu mari kita wujudkan anu blablabla tatatata…”