Majalah khusus edisi tahun lalu, semisal arsitektur, interior, dan fashion, masih laku dijual. Di Mayestik, Jaksel, pusat belanja tekstil, majalah lama yang memuat aneka desain kebaya masih laku. Harga per eksemplar Rp 5.000.
Di kalangan penerbit, majalah macam ini disebut barang retur. Sebelum sadar bisa jadi duit, dulu sebuah gudang barang retur milik penefbit dijaga tukang gergaji dan tukang bor. Buat apa?
Merusak semua majalah dan tabloid tak laku. Kemudian barang cetakan itu didaur ulang menjadi (antara lain) kertas tisu buatan pabrik sendiri.