Pengembang maupun kontraktor pembangunan apartemen di Jalan Ampera, Jaksel, ini sangat memahami kelaziman sosial. Iya, meminta doa dan restu (atau salah satu) adalah kebiasaan dalam pergaulan, padahal yang diminta dan mengiyakan belum tentu melaksanakan.
Oh ya, dulu banget ada sebuah perguruan tinggi yang ketika menyiapkan lahan di Lentengagung, Jaksel, memasang papan maklumat “di sini akan dibangun anu…, mohon do’a restu”. Beberapa mahasiswanya, yang kampusnya masih menumpang sebuah SMA di Menteng, Jakpus, menyebutnya “UMDR”: Universitas Mohon Do’a Restu. Kok “do’a”, bukan “doa”? Supaya arkais. :D