Dulu TransJakarta memakai tiket berupa kartu plastik — berbahagialah jika Anda masih menyimpannya, dalam kondisi bagus pula*. Lalu diganti karcis biasa, yang disobekkan dari bonggolan terjilid.
Ada bagusnya sih, yaitu membuka lapangan kerja untuk petugas penyobek dan pengumpul-penghitung sobekan. Misalnya di Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Kalau di halte-halte, petugas loket punya cara yang praktis, yaitu hanya memberikan sobekan karcis yang memang menjadi jatah penumpang. Sisa sobekan yang menjadi bagian TransJakarta tetap terjilid rapi dan urut.
*) Nanti kalau kartu plastik dimunculkan lagi, belilah dobel sekali saja. Yang satu Anda simpan untuk artefak. Tapi kalau karcisnya nanti hasil olahan mesin otomat, penyimpan kartu edisi terdahulu tetap beruntung.