Ini juga tawaran terapetik yang ada sedia di mana-mana tempat dan ahli, yakni mengatasi “mani encer” (poin keenam, kolom kiri). Ada baiknya Tuan (dibantu Nyonya dan mungkin Nona) bertanya kepada androlog dan ginekolog. Tetapi jikalau semua urusan seksual menjadi klinis dan rasional belaka, miskin sensasi dan mitos pula, di manakah ke-asyik-masyuk-annya? Masih bagus iklan ini tak mengatakan “semen encer” — bisa-bisa dikira urusan membangun rumah. Padahal tak semua orang “terpelajar” (halah!) bisa membedakan sperma dan semen, pun vagina dan vulva. :D
Kalau layanan lain, katakanlah “kembali perawan”, saya kurang tahu apakah untuk urusan di luar promosi film juga perlu. :D