↻ Lama baca < 1 menit ↬

Rumah makan di Pantura itu punya loker untuk menyimpan gadgets tamu yang ingin mengecas baterai. Gadgets tersimpan dalam kotak terkunci, tetapi steker menjulur keluar untuk bertemu stop kontak. Sebuah servis yang bagus. Cocok untuk pejalan – asal lama mengudapnya.

Sekarang saya bertanya, cukupkah jumlah stop kontak di rumah dan pondokan Anda? Untuk alat tak berbaterai saja harus melakukan penancapan ganda, apalagi jika ditambah alat berbaterai.

Nah, untuk alat berbaterai rechargeable, ada berapa yang Anda miliki? Sebuah ponsel saja sudah merepotkan, apalagi bila ditambahi kamera digital, music player, dan laptop. Sepanjang-panjannya kemampuan siaga baterai akhirnya habis juga. Artinya Anda harus mengecas baterai.

Masalahnya, membawa charger itu seringkali merepotkan, apalagi jika Anda tak membawa tas. Cara yang mengandalkan “social networking” adalah meminjam milik teman. Bisa menumpang di mejanya (dengan risiko telepon masuk akan dia pencet “no”), bisa juga menyambar charger-nya tapi permisinya belakangan (dan Anda akan disebut tukang nyamber).

Alat boleh semakin kecil dan batas ukuran minimumnya adalah kenyamanan pakai. Ponsel sekecil jempol bisa dibikin, tapi apakah nyaman untuk dialing dan texting? Taruh kata kenyamanan bukan soal maka masalahnya tetap di baterai. Rasanya kok belum ada revolusi yang mencerahkan konsumen. Selain baterai adalah kelangkaan charger yang kompatibel – kecuali yang USB.

Kita butuh baterai yang kecil, ringan, bertenaga, dan berdaya kerja lama. Ponsel Philips Xenium X650 mengaku bisa standby sebulan. Tapi orang usil yang belum mencoba malah bilang, itu kalau BTS ada di kebun sendiri.

Baiklah, banyak laptop mengaku bisa standby sepuluh jam bahkan lebih. Tapi taruh kata bisa tahan 24 jam, akhirnya toh butuh dicas juga ketika Anda jauh dari colokan.

Maka yang dilakukan sebagian orang adalah mengecas baterai sampai penuh mumpung ada kesempatan. Apakah itu akan memperpendek baterai, informasinya masih simpang siur. Banyak buku manual produk yang tak membahas itu secara khusus selain “isilah baterai kalau daya sudah habis”.

*) Dimuat di Kolom Paman Tyo, detikinet Senin 25 Oktober 2010

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *