Bukalah daftar kontak dalam ponsel Anda. Berapa entrikah yang termuat di sana sekarang?
Saya menduga, setiap kali Anda berganti handset maka entri vCard-nya sudah bertambah. Jangankah berganti handset, setiap Anda melakukan sinkronisasi dan backup saja maka entrinya sudah bertambah.
Platform dan konektivitas mempermudah semuanya. Apalagi ada Bluetooth segala. Sebelas tahun lalu ketika saya memakai Plaxo, saya hanya berkepentingan dengan sinkronisasi di Microsoft Outlook.
Pada awal 2000-an, ketika saya mengenal ponsel Epoc dan kemudian Symbian, maka manfaat Plaxo kian terasa. Apalagi setelah memakai Mail-nya Apple, yang terhubung ke GMail segala. Pergantian komputer bukan masalah. Begitu pula pergantian ponsel.
Tapi akhirnya semua itu merepotkan. Karena tidak melakukan penyaringan dan pemilihan dengan baik maka kontak saya menumpuk dan berbiak. Akhirnya tak saya pakai.
Faktor usia memperparah saya. Kalau ada sebelas Bambang, tujuh Joko, dan dua puluh Sri dalam ponsel saya, tapi tanpa keterangan pembeda, maka saya jadi bingung.
Ini serupa pengalaman teman yang memeriksa ponsel ibunya dalam keadaan darurat. Tanpa pemisahan nama pertama dan kedua maka dalam ponsel ada empat puluhan entri berawalan Bu. Ada Bu Budiono, Bu Wicak, Bu Taufik, Bu Achmad, dan seterusnya. Bayangkan kerepotannya mencari nama pada ponsel model lawas.
Nah, kembali pada jumlah kontak Anda untuk urusan e-mail dan telepon. Ada berapa? Berapa persen yang kerap Anda kontak?
Jika ditambah PIN BlackBerry, berapakah yang kerap Anda kontak, karena sosiabilitas Anda tinggi sehingga ringan bertukar alamat kontak?
Teknologi digital mempermudah penambahan dan penjaringan kontak. Teknologi digital juga mempermudah pencarian dan pemilahan kontak. Plaxo dan LinkedIn akan mempermudah untuk urusan bisnis.
Jika ditambah Facebook, Plurk, dan Twitter, berapakah kontak Anda? Anggap saja semuanya setara dan resiprokal dengan Anda, sehingga bisa disebut sebagai kontak dalam jalinan jejaring sosial.
Sayang kecerdasan buatan dalam sistem komputer belum mampu menjawab gumam kita saat bingung mengingat, “Itu adiknya Budi, yang dulu kerja di Timbuktu, siapa namanya?”
Maka selagi duduk di kloset, atau duduk nganggur dalam KRL atau bus kota, periksalah kontak dalam ponsel Anda. Apakah Anda masih ingat mereka semua? Kapan terkahir mengontak dan dikontak setiap entri?
Sebagian dari kita hanya ingat menambah kontak, antara lain karena kepantasan sosial, tapi kita jarang mengontak dan dikontak.