Barang baru. Ini saklar lampu untuk rumah tinggal. Namanya Tio. Terbikin oleh Tim Holley Design. Saklar ini menyasar anak-anak, karena merekalah yang 30 tahun mendatang menjadi pengambil keputusan penting, termasuk pengelolaan energi dan sumbernya. Cara kerjanya sederhana. Kalau lampu menyala kurang dari sejam, Tio menghijau. Lebih dari itu Tio menguning, dan selebihnya memerah karena marah.
Dengan begitu keluarga konsumen diharapkan lebih sadar penghematan energi. Bagaimana mengukur penghematan, perusahaan listrik partikelir maupun sontoloyo cap BUMN bisa menghitungnya secara cerdas. Memang sih, dengan mengambinghitamkan sistem bisa saja SMS tagihan listrik dari Perusahaan Lilin Ngeselin selalu menganggap konsumen boros energi, tanpa peduli fluktuasi pemakaian. Ketidakcerdasan akan terkoreksi secara acak, dalam rentang waktu lama, dengan mendatangi rumah konsumen yang pemakaian setrumnya rendah. Instrumen dikeluarkan, disuruh bekerja, dengan hasil nihil. “Kami curiga kenapa pemakaian listrik di rumah ini rendah,” kata petugas.
Si petugas semprul itu lupa, bahwa selain penghematan oleh konsumen, berkurangnya konsumsi listrik juga dikarenakan pemadaman. Cara untuk memulihkan kecerdasan orang-orang pabrik setrum, terutama petingginya, adalah dengan re-edukasi. Misalnya mendudukkan mereka, satu per satu, di atas kursi listrik yang arusnya bisa disetel. Tentu dengan syarat ketika listrik tidak padam.