↻ Lama baca 2 menit ↬

DALAM PENULISAN ANGKA KITA SANGAT MENGAMINI KEBINEKAAN.

Mana yang benar: Rp 3.500 atau Rp 3,500? Mana yang tepat: US$ 3.500 atau US$ 3,500? Lantas mana yang pas: 1GB atau 1 GB? Umumnya ada dua macam jawaban. Pertama: “Udahlah, kan bisa dikira-kira sendiri, yang penting sama-sama ngerti.” Kedua: “Nyari masalah ngomongin gituan. Nggak penting!”

Lihatlah dokumen dinas di komputer Anda, terutama yang memakai spreadsheet. Mau berbahasa Inggris atau Indonesia (dan bahkan campuran), umumnya dokumen yang melibatkan penghitungan sering memakai koma untuk mengelompokkan ribuan. Sedangkan titik dipakai untuk pecahan desimal. Ya, berkebalikan dari yang diajarkan di SD.

Sudah terbukti hal itu tak membuat bingung. Artinya manusia memang pintar. “Kalo pake rupiah, pasti angkanya gede, banyak nolnya, lagian rupiah nggak kenal sen. Bisa kita kira-kira sendirilah. Jadi, mau koma atau titik ya biarin aja,” begitu kata Anda.

Ada juga alasan, “Komputernya emang gitu. Mau gimana lagi?” Padahal ada jawabannya. Setiap sistem operasi mengenal pedoman penulisan bilangam dan mata uang berdasarkan negara. Dulu, pada zaman DOS, ada kode “country=031” untuk disisipkan ke dalam kode dalam penulisan konfigurasi. Itu kode Negeri Belanda karena penulisan angka kita mengikuti bekas penjajah. :)

Ketika cara penulisan angka dalam dua versi mata uang diterapkan ke dalam aplikasi web, itu memang merepotkan. Bhinneka.com, misalnya, menggunakan koma, bukan titik — baik untuk rupiah maupun dollar Amrik. Tapi kalau informasinya dalam bentuk gambar, maka kedua hal itu kadang dibedakan. Sedangkan Glodokshop.com, membedakan cara penulisan untuk dollar dan rupiah.

“Mas, ini pasar, bukan kelas bahasa untuk ekspat. Kenapa sih rewel? Lha wong orang lain ndak bingung kok sampeyan mbingungi sendiri. Ndak penting itu!”

Baiklah. Bagaimana dengan penulisan satuan? Mana yang benar: 1 GB atau 1GB, lantas 140 mm atau 140mm? Jika ditambah titik dan koma urusan penulisan bisa merepotkan lagi kalau tak tahu alasannya: harus 2560 x 1440 pixel atau 2.560 x 1.440 pixel?

Beberapa media (cetak) cukup jeli karena korektor naskahnya waspada. Tak jarang reporter asal mengopi dari lembar data, atau rilis, lantas memindahkannya ke dalam berita. Rilis dalam bahasa Indonesia, dari sebagian orang kantor PR, kadang juga semaunya dalam menuliskan angka.

Jadi? Saya sudah diingatkan bahwa itu bukan soal penting. Kalau ada orang asing belajar bahasa Indonesia (begitu juga anak SD) lalu menanyakan soal itu?

Sebagian orang yang saya tanya hanya tersenyum — setelah itu mengangkat alis. Ada juga yang sambil mengangkat bahu. Bahkan ada juga yang mengalihkan topik.

Memang tidak penting. Kenapa saya tulis? Blog ini memang sering menulis soal yang “gak penting, ngapain juga dipikirin?”. Konon, umumnya blog memang tidak penting. :D

Catatan: Saya pernah mendengar celetukan, “Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu hanya untuk orang asing. Memangnya situ mau jadi orang asing?” :P

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *