↻ Lama baca 2 menit ↬

TERBILANG MAJU PADA ZAMANNYA. MONUMENTAL.

Pekan lalu saya menerima kiriman sebuah kaset lansiran tiga dasawarsa lampau: Musik Saya adalah Saya (Yockie Suryo Prayogo). Ini termasuk barang yang menyusahkan. Pertama, karena langka — setahu saya belum ada rilis ulang dalam bentuk CD. Kedua, karena kaset lama, apalagi dengan pemutar sekadarnya, tak mengenyangkan telinga.

Pada zamannya, karya Yockie yang juga dipentaskan di Balai Sidang Jakarta itu tergolong maju. Pada 1979, saat Yockie berusia 25, belum banyak musisi pop/rock kita yang menggunakan orkestra, minimal orkes gesek.

Overture – Theme Song Musik Saya adalah Saya – Yockie Suryo Prayogo, Idris Sardi Orchestra

Tentang karya yang melibatkan Idris Sardi itu, saya menganggapnya bagus. Monumental. Layak diterbitkan ulang oleh Musica. Tentu bagi orang lain belum tentu bagus. “Orang lawas” bisa saja berkomentar, “Banyak dipengaruhi ini dan itu.” Mungkin yang termasuk dalam ini-itu adala art rock dan progrock, dan tentu ada warna Tony Banks dan…. terutama Patrick Moraz.

Theme Song – part1 – Yockie Suryo Prayogo, Sys N.S., Rafika Duri, Harvey Malaiholo, Andi Merriem, Berlian Hutahuruk, Chrisye, Fariz R.M., Bram Manusama

Adapun “orang sekarang”, yang waktu itu belum lahir, boleh saja berkomentar, “Oh cuma gitu.” Apresiasi tak dapat dipaksakan. Termasuk apresiasi itu adalah kesediaan memahami bahwa teknologi rekaman 30 tahun lalu belum sebagus sekarang. Manajemen artis juga belum setertata sekarang.

Theme Song Part 3-4 – Yockie, Kasino, et.al.

Zaman dulu, rekaman dengan tracks terbatas adalah perjuangan yang bikin capek, apalagi teknologi digital belum merasuk. Retake bisa sepanjang lagu. Dalam ungkapan Yockie, ketika mengenang proses rekaman Badai Pasti Berlalu, “…musisi yang bersangkutan akan cenderung merasa ‘cemen’ kalau nggak mampu memainkan ulang dengan standar kualitas yang sama…”

Dengan latar itulah saya memberi salut untuk Musik Saya adalah Saya. Isinya berbeda dari arus musik pop saat itu. Menyebal dari pasar. Bahkan liriknya meledek musik yang didikte oleh industri.

Balada Lagu Tercinta – Yockie, Bram Manusama, Rafika Duri, Andi Merriem

Maka sudah saatnya rekaman itu dirilis ulang. Bukankah Jurang Pemisah (Yockie & Chrisye, Pramaqua Records) juga sudah dirilis ulang beberapa tahun lalu? Saya rasa, Guruh Gipsy pun layak rilis ulang. Tentu, Badai Pasti Berlalu juga.

Syukur jika ada juga konser perjalanan musik seorang JSOP. :D

© Foto: Koleksi Yockie di blog Denny Sakrie

© Lagu: Yockie Suryo Prayogo | Perajangan lagu menjadi beberapa bagian semata karena bandwidth, bukan karena pertimbangan musikal :D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *