↻ Lama baca < 1 menit ↬

Menyusuri jalur arus mudik dan arus balik, dari dan ke Jakarta via Pantura Jawa, beberapa kali saya menjumpai bajaj melenggang. Hanya sopir dan Tuhan yang tahu kapan dia berbelok — kecuali kita tanya.

Lho, kok “bajaj” dengan “b” lowercase? Ini nama benda, yang dieja sebagai “ba-jay”. Adapun untuk sepeda motor Bajaj (dengan “b” kapital), orang menyebutnya “bajaj” seperti mengeja “j” dalam “raj” dan “taj”. Bajaj masuk ke Indonesia pada akhir 70-an,  mulanya dengan mesin skuter Bajaj. Salah satu pelopor perakitnya adalah Eddy Tansil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *