↻ Lama baca 1 menit ↬

MARI BERBAGI PENGALAMAN TENTANG NYAMUK.

Saya tidak tahu kapan barang inovatif seharga Rp 30.000 – Rp 40.000 ini muncul: raket (anti)nyamuk. Rasanya sih belum ada sepuluh tahun. Saya memilikinya tahun lalu, karena anak saya memintanya. Lumayan, mestinya raket yang rechargeable ini masih awet kalau tidak terjatuh dua pekan lalu. Akhirnya saya beli lagi akhir pekan kemarin. Meskipun begitu, saya baru memanfaatkan raket pada musim kemarau sekarang ini. Baru satu setengah bulan terakhir.

Nyamankah? Tidak. Karena tangan harus sering bergerak, terutama saat nyamuknya banyak. Repot kalau sedang mengetik. Tapi bagi Mazirwan, itu bagus, karena bisa mengusir nyamuk sekalian berolahraga.

Saya ingat, ketika saya belum menggunakan raket (anti)nyamuk ini, Pitra memposting status dalam plurk-nya (untung saya temukan): “beraksi dengan raket hijau penggebuk nyamuk!” Seorang penanggap bertanya, “apakah memang trend tennis dengan nyamuk di jakarta?”

Tentang halal dan haram penggunaan raket, saya menemukannya di VOA-Islam. “Ustadz, apa hukumnya membunuh nyamuk dengan raket yang mempunyai arus listrik?” tanya seseorang. Jawabannya silakan Anda baca sendiri. Kalau saya lancang meringkasnya malah bisa mendangkalkan jawaban dan kekayaan kontekstualnya.

Banyak cara untuk mengusir dan atau membunuh nyamuk. Cara mana sajakah yang Anda gunakan? Apakah Anda memperhitungkan kerugian lingkungan?

Kita tak tahu banyak tentang nyamuk. Hanya merasakan kehadiran dan gangguan mereka. Dengan berat 2-2,5 mg, seekor nyamuk bisa terbang 1,5-2,5 km/jam, dan bertahan hidup 10-14 hari.

Seberapa tinggi kemampuan terbang nyamuk? Anda yang tinggal di lantai tinggi aparteman mungkin bisa bercerita di sini. Tentu Anda juga bisa bercerita, mereka itu terbang di luar menara lalu menyusup ke lantai atas, ataukah naik dari lantai ke lantai dengan menumpang lift. Oh ya, banyak perumahan dan apartemen yang mengklaim diri bebas banjir, tapi setahu saya tidak ada yang sesumbar “bebas nyamuk, bergaransi”.

Seperti halnya manusia, nyamuk yang kekenyangan sampai tambun karena terisi darah itu jadi lamban. Terbangnya ogah-ogahan. Sekali gaplok langsung mêcèdhèl, tapi darahnya mengotori telapak tangan dan kadang dinding.

Nyamuk kenyang itu, kalau terjerat raket, mantap sekali bunyinya. Seperti letusan kecil. Bau gosongnya juga kentara. Mungkin naluri sadistis kita mendapatkan penyaluran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *