Makin aneh saja kedai-kedai Jakarta. Atas nama sensasi urban maka arsitektur dan interior pusat perkedaian bisa menyediakan lantai kaca tembus pandang, seperti tempat hiburan malam untuk orang dewasa. Di sebuah kedai, tanpa saya sadari ternyata di bawah kaki saya ada orang yang sedang bersantap di kedai lain. Ya, kedai lain, yang untuk mencapainya harus melalui lift atau eskalator. Artinya bukan meja yang sekadar berada lantai bawah dari sebuah kedai. Setelah sadar, karena diberitahu, saya pun memotretnya. “Kalo yang di sini pakai rok mini bisa diintip dari bawah,” kata istri saya. Anak-anak pun tertawa. Di manakah privasi? Ada di ruang makan setiap rumah — kecuali berjendela kaca lebar tanpa tirai.
Perasaan Diintip
▒ Lama baca < 1 menit