↻ Lama baca < 1 menit ↬

BAGIAN DARI MATA PELAJARAN DI SD.

raras nonton cinta laura

Ketika saya telepon, malam itu anak bungsu saya sedang mengerjakan PR. Kok ada suara TV? “Iya, Pak. Memang PR-nya nonton TV lalu bikin kritik,” katanya.

Wah boleh juga. Baru dua hari sebelumnya ada Hari Tanpa TV. Lantas Bu Guru Bahasa Indonesia menyuruh anak kelas enam SD membuat “kritik sinetron”. Maka dia tongkrongilah Upik Abu dan Laura. Kali itu dia nonton sinetron  karena tugas dari Bu Guru. Ketika saya tanya repot apa tidak, dia hanya tertawa-tawa.

Bagaimana isi laporan anak, biarlah Bu Guru yang menimbang. Jujur atau tidak, orisinal atau klise, lagi-lagi biarlah itu terjawab dalam interaksi guru dan murid.

Saya ingat, sehari setelah Hari tanpa TV itu teman saya nggerundel, “Orang kok diajak nggak nonton TV. Emang itu bisa memperbaiki keadaan? Kenapa nggak bikin lomba supaya masyarakat bisa usul acara yang bagus.”

Apa sih sebetulnya kesalahan TV? Kalau dia eh mereka itu haram, kenapa banyak orang suka, dan belanja iklan terbesar nyemplung di sana?

Ada orang bilang, “Untuk mengetahui kekurangan dan bahkan ketololan siaran TV gratis hanya bisa didapat dengan sering menonton.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *