Penuh hormat, dengan menjura, kedua tangan menyerahkan kartu nama yang arah bacanya sudah menyesuaikan diri dengan mata penerima. Masih perlukah kartu nama di era digital ini? Masih. Dengan itulah desainer grafis tak kehilangan mainan. Penyalinan teks kartu ke dalam mesin, baik oleh sekretaris maupun pemindai bawaan gadget, itu soal yang lain lagi.
Kartu nama adalah bagian dari adab gaul. Ada sentuhan manusia di sana. Termasuk coretan tangan. Mana yang harus diisi, bergantung pada siapa yang menerima kartu. Selebihnya adalah informasi lisan, “Anda bisa kontak saya pakai….” Itu selalu melengkapi yang ini, “Okay, saya miscall ya…”