Dulu, duh iklan susu apa pasta gigi di TV ya, yang pakai adegan anak kecil memegang telinganya dengan menyeberangi kepala. Konon itulah pendekatan lokal, yang hanya dipahami oleh orang Indonesia.
Tapi sekarang ini, untuk masyarakat urban (baca: Jakarta), apakah guyon berupa pengukuran daya jangkau tangan terhadap daun telinga dengan menyeberangi lingkar atas kepala, sebagai pengukur kecukupan usia masuk sekolah, itu masih ada dan dipahami?. (Maaf kalimat saya panjang). :D