Ketika muncul pada 1980, kotak puzzle yang bisa diputar-putar ini sangat fenomenal, mendemam di mana-mana, pemainnya tak kenal usia. Hari gini BCA masih menjadikan rubik, temuan Erno Rubik sang matematikawan itu, sebagai ilustrasi iklan.
Apakah konsumen yang menjadi target masih teringat dan terkesan oleh rubik? Lantas apakah bisnis berarti mengaduk-aduk Indonesia?
Barangkali si pembuat iklan (dan kliennya) belum menemukan cara lain. Kalau memasang gambar papan catur dan bidaknya, itu sudah sangat membosankan, kan?