APA BOLEH BUAT, DIA TAK IKUT LIBURAN.
Kasihan juga. Dia makin jarang dapat perhatian dari kami. Anak-anak kurang waktu — atau bosan? — berguling-guling dengannya lagi, apalagi mengajak jalan-jalan. Tali leher cap Frogz itu jarang terpakai. Saya pun jarang bercengkerama dengannya. Bentuk perhatian maksimal kalau Alpo habis.
Kemudian kami sekeluarga berlibur, tepatnya mudik. Dan lagi-lagi dia kami titikan ke Jungle, klinik hewan di Kalimalang. Kami pondokkan dia di sana selama kami pergi.
Tak sampai hati juga rasanya. Memang di sana banyak teman, dan semoga teman-teman itu menyenangkan. Tapi meninggalkan dia di sana sepertinya mempertegas ketegaan kami.
Natal tahun lalu dia, namanya Demot (minpin), tak kami titipkan. Bersama Pocky (tekkel), teman serumah, mereka kami bawa mudik. Repot juga. Karena stres mereka jadi galak, sering berantem.
Ketika kami pindah tujuan, dari Salatiga ke Yogya, kedua anak itu kami titipkan di klinik tempat Tito pernah jadi dokter jaga, dekat Gembira Loka.
Liburan Juli lalu kami cuma punya Demot. Pocky sudah dirawat oleh penaksirnya. Saat itu Demot juga kami titipkan di Jungle selama dua minggu. Ketika dijemput untuk diajak pulang, dia girang sekali.
Karena sayang maka kami kangen-kangenan, lalu dia kembali terabaikan. Semoga bukan semakin terabaikan. Manusia memang menyebalkan.