UNTUK BELAJAR DAN BERMAIN.
Pagi tadi, menjelang pukul 5.15, dalam keadaan ngantuk berat karena baru tidur sebentar sepulang dari pisowanan ageng, saya bertolak ke Jakarta.
Saya mengantarkan Day, gendhuk sulung saya, ke sekolah. Dari sana saya angkut logistik dan Day ke luar kota, di tenggara Jakarta.
Day bersama timnya mau bikin latihan dasar kepemimpinan untuk yuniornya. Beruntung sekolah punya kebun di luar kota untuk kegiatan siswa. Bisa untuk berlumpur-lumpur dan berdiskusi. Di sanalah anak-anak kencur itu menginap.
Di sana ada sepetak sawah, empang, dan kebun sayur-mayur serta bebuahan. Sayang rambutannya belum matang.
Tentu, saya tak mau bantu menaik-turunkan muatan. Biarlah itu menjadi pekerjaan anak-anak. Buat apa mereka disekolahkan kalau untuk mengurus perbekalan saja harus dibantu orangtua yang tua.
Lantas buat siapa padi hasil sawah mini itu? Pak Guru bilang, “Karena kami piara ayam dan bebek, ya hasil panen untuk mereka.”
Lumayan segar berada di kebun dengan pondok kecil dan dangau itu. Tapi kantuk tak dapat ditahan. Maka saya pun pulang.
Untunglah rutenya bukan kelas off-road seperti dulu. Lebih untung lagi jaraknya cuma sekitar lima kilometer dari rumah. Tak sejauh rumah ke sekolah.