BEGINILAH EKSEKUTIF MENEMPATKAN BISNIS.
Ndoro Tuan Mentri dan segenap hamba sahaya, janganlah lekas gusar. Tak akan saya panjangkan lagi serial surat dogol ini. Kali ini izinkanlah saya menanyakan satu hal: siapakah itu eksekutif?
Semoga Tuan juga termasuk eksekutif, yakni orang mulia yang mengambil keputusan dan bertanggung jawab terhadap keputusan itu.
Syahdan, untuk kemudahan tata laksana kongsi pemerintah yang mengatasnamakan pelayanan, kereta cap eksekutif hanya cocok untuk bekas eksekutor yang sudah sampai pada gilirannya menjadi sasaran eksekusi.
Tidak, Tuan. Saya tidak bermaksud mengajak Tuan untuk mendiskusikan mantera dagang yang marak mulai tahun 80-an: “executive” dan “exclusive” — sampai-sampai sigaret berpita cukai palsu pun menggunakan kata itu.
Lantas untuk siapakah kereta bisnis? Sudah barang tentu untuk pedagang antarkota dan pengasong (juga: pengamen) antarstasiun.
Hanya nama, hanya label, memang tak usah dipusingkan, Tuan. Barangkali persoalannya sederhana: kalau suka silakan turut, ke Bandung atau Surabaya, boleh naik agak percuma asal ikut aturan main yang manis di antara koordinator penumpang khusus dengan kondektor dan polsus.
Hanya label, hanya nama, Tuan. “Eksekutif” hanya merek pelipur lara. “Bisnis” tak harus membuktikan bagaimana cara berkongsi secara baik dan benar.