↻ Lama baca < 1 menit ↬

GARIS SAJA TERNYATA KURANG.

Seni Instalasi di Jalan Tol

Ada yang salah dalam benak pengatur lalu lintas jalan tol. Mereka menganggap para pengendara, yang sudah membeli lulus ujian SIM, akan mematuhi rambu sehingga tak bakalan melindas garis saat berpindah jalur (tak hanya di jalan tol, ding).

Melindas garis dalam bidang segitiga penyekat jalur itu, menurut AutoBild Indonesia, adalah satu dari sepuluh perilaku idiot di jalan tol.

Rupanya kesalahan itu akhirnya disadari. Maka di beberapa percabangan jalan tol dipasangi kerucut merah kejinggaan. Setiap pagi petugas menurunkan kerucut-kerucut itu dari mobil pikap.

Karena banyak kerucut yang terguling untuk latihan slalom, maka petugas dan mobil patroli pun akhirnya dipasang. Misalnya di percabangan dari jalan tol Jagorawi ke arah Grogol dan Tanjungpriok.

Itu pun akhirnya melelahkan petugas. Apalagi kadang mereka juga tak konsisten menghukum pelanggar. Kalau anak nakal dibiarkan, sebaiknya anak manis ikutan. Begitulah moral ceritanya, dan kita semua adalah murid yang baik dalam memetik hikmah.

Seni Instalasi di Jalan Tol

Kemudian dipasanglah patok yang tak gampang terguling. Malah di beberapa percabangan jalan ada yang dipasangi barikade beton (apa tak berbahaya, Pak?).

Jangan-jangan, di dalam delta garis itu besok dipasangi ranjau penggembos ban.

Ah, jadi ingat kampanye Anthronic untuk mengajak pengendara tak menggunakan bahu jalan tol (lajur darurat). Anthronic lupa, bahwa setiap pelintas jalur itu merasa dirinya dalam situasi darurat, dan sama pentingnya dengan mobil patroli, derek (sialan), dan ambulans.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *