Kamu anggap resto dalam bangunan berdinding kaca, kayak di Jakarta Utara, itu adalah, “Menjawab kebutuhan kaum snob yang eksibisionis!”
Mungkin kamu benar. Selain butuh pemandangan, orang juga (kadang) butuh dipandang dari luar selagi jajan di tempat mentereng.
Tapi buatku, kalau ogah dipandang dari luar duduklah membelakangi kaca. Atau pakai topeng. Gampang kan?
Lagian nggak usah GR lah. Nggak semua mata pelintas itu awas, sanggup mengenali wajah dari jarak belasan meter. :D