↻ Lama baca < 1 menit ↬

indonesian journal

Masih saja kamu mengeluh. Koran dan majalah semakin nggak mencerdaskan. Baca blog isinya hanya eksibisionisme dan narsisme kelewatan.

Khusus untuk blog utamaku keluhanmu dari dulu sama: cemen, remeh, miskin rujukan.

Aku tak punya kilah. Memang hanya itu mampuku. Bahkan kuakui blogombal nggak layak rujuk antara lain justru karena miskin tautan ke halaman yang andal. Bilang “kemiskinan Indonesia” tanpa ngelink ke data World Bank. Post demi post di sana itu memang bukan makalah, Kawan. Kalau boleh jujur, rujukanku memang terbatas. Bacaanku nggak sebanyak kamu dan bloggers lain. Aku kurang literer.

Kalau mau yang mengenyangkan baca saja jurnal. Penuh catatan kaki sebagai bukti si penulis sudah mengunyah banyak bacaan, sehingga ketika bikin opcit dan ibid mereka sudah khatam pol-polan. Yang tanpa catatan kaki tapi disusun sangat cermat, sebagai contoh, adalah National Geographic.

Kamu masih saja mengeluhkan blog, dan mengikuti beberapa blog, lalu uring-uringan kirim SMS. Tapi kamu nggak pernah bikin blog apalagi bergaul dengan blogger, kecuali sudah kenal duluan ketika orang itu — ya, aku — belum jadi blogger.

Gambar yang lebih gede

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *