YANG PENTING SUKA-SUKA GITULAH!
Dia menanya ke alamat yang salah, yaitu saya. Dia sering baca blog, tapi belum punya blog, lantas mau bikin blog. Entah dapat racun dari mana, dia pengin punya blog yang ehm… “nge-niche“. Mestinya dia tanya Budi Putra. Saya hanya tahu blog yang ngenes.
Saya bilang, “Sesuka sampeyan ajalah. Yang penting seneng. Diisi sebisanya, sesempatnya, setahun sekali juga boleh.” Weleh, dia nggak puas. Maunya ini dan itu. Ujung-ujungnya mau yang unik sekaligus menjual. Entah mau dijual ke mana, mungkin ke calon mertua.
Karena kepepet maka ide ngawur pun mengalir. Yaitu menganjurkan dia bikin blog khusus tentang blog yang mati suri. Kriterianya adalah isi posting kurang dari sepuluh, minimal selama setahun terakhir nganggur nggak di-update.
Tapi usul brilian ini ditolak dengan alasan, “Itu mah kerjaan orang yang kurang kerjaan.” Rupanya dia belum tahu bahwa dunia blogging itu pada dasarnya adalah iseng dan kurang kerjaan.
Lantaran didesak lagi, saya tawarkan ide yang sok serius tapi nggak jaminan laku. Apa? Blog tentang para bloggers Indonesia, baik yang mukim di sini maupun di luar. Isinya berdasarkan wawancara (dan riset). Komplet dengan boks biodata kalau narasumber nggak keberatan. Sebulan ter-update dua kali pun cukup.
Perihal teknik (dan etika wawancara), berikut pengemasan laporan, silakan berguru ke Andreas Harsono, Ndoro Bedhes, Windede, Hasan Aspahani, Pepih Nugraha, Yayan Sopyan, Rudy Gunawan, Ratna, dan para kampiun lainnya.
Baginya ide ini menarik tapi dia jadi menyurut setelah mendengar petuah payah saya. Sebaiknya, atau sebisanya, wawancaranya secara tatap muka, supaya dia bisa mendapatkan gambaran sosok si narasumber lebih lengkap. Artinya dia juga harus siap mentraktir kopi bahkan bila perlu fine dining segala. Kalau si blogger yang diwawancara itu suka wine and cigar, juga harus dituruti. Kalau dia gatal ke Manggabesar, ya harus ditemani.
Taruh kata duit bukan masalah, atau misalkan saja tak semua narasumber minta dimanjakan, masih ada soal lanjutan. Apa? Serampung wawancara si blogger yang jadi narasumber sudah menyiarkan pertemuan, bahkan menyajikannya sebagai liputan, dengan penutup “tunggu saja pemuatannya di blog anu”.
Repotnya si pewawancara tak bisa secepat itu meng-update, baik karena kesibukan maupun kelambanan dan kemalasan (dan halangan lain). Artinya dia harus siap ditagih, baik oleh si narasumber maupun pembaca.
“Waduh, ini sih berat. Terlalu serius, Mas!” katanya.
Tapi sebagai ide, apalagi kalau dikerjakan oleh tim, secara murah-meriah, dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, blog ginian kayaknya menarik lho. Anda siap (dan butuh)? Hanya saja konsistensi dan spirit itu kadang mahal, padahal toko nggak jual. :Dpissing pants in ladiesnymphet creampieteen gay russian boysshemales moves clipswife porn sex interracial cuckoldnaked aussie babesrussian girls titsjay star sarah interracial pornsex simpsons toonfuck throat deep cock gag sucking