Mencoreti Uang

Kenapa orang mencoreti uang? Iseng atau ada pesan khusus?

▒ Lama baca < 1 menit

SEMACAM PESAN DALAM BOTOL (DAN BLOG SESAAT).

Uang kertas Rp1.000 Pattimura dicoreti

Ini bukan soal penting mungkin. Untuk kesekiansekiansekiansekian kalinya saya mendapati uang kertas yang dicoreti.

Anda pasti juga pernah mendapati. Bahkan, sori ya, mungkin juga pernah mencoreti uang.

Saya menduga pelakunya iseng. Mungkin sejenis dengan kegembiraan menggambar itu. Bedanya, yang menjadi medium adalah uang. Tepatnya pecahan rendah. Lembaran Rp 100.000 jarang dicoreti.

Di mana menariknya? Mungkin nggak ada. Buktinya tak ada orang yang tertarik. Kita tak pernah sempat membacanya. Bahkan lebih sering nggak ngeh kalau uang dalam saku atau dompet kita ada tambahan karya seni.

Si penerima uang, apalagi penjaga loket tol dan loket parkir, juga tak peduli uangnya dicoreti apa saja. Yang penting duit utuh, tidak sobek atau terpotong.

Lantas kepada siapa pesan ditujukan? Orang iseng pencoret duit itu sebangsa pengirm surat dalam botol. Sampai atau tidak ke tujuan, itu untung-untungan. Dibaca orang atau tidak, itu tak penting — malah bisa saja si pencoret sudah lupa isinya.

Tampaknya torehan belati di batang pohon, semacam “Ndoro loves Ndari [a.ka. Darmi]”, itu lebih bermakna, ditulis penuh kesadaran dan keyakinan, dan berkemungkinan lebih dibaca oleh banyak orang.

Jika jadi blogger, si iseng itu mungkin pemilik sejumlah blog WordPress dengan post tunggal nan abadi bertajuk Hello World!, kemudian ada post kedua semacam tes. Pokoknya bikin akun, lantas sesudahnya lupa password, bahkan lupa URL.

Selalu ada cara untuk mengekspresikan sesuatu secara mendadak dan sesaat. Uang kertas adalah salah satu medium. Kemudian blog boleh menyusul.

Boleh tahu coretan macam apa, pada uang kertas, yang mengesankan Anda?

Tinggalkan Balasan