Jembatan Keledai Dipanggang dalam Oven

▒ Lama baca < 1 menit

DICARI: BUKU PELAJARAN YANG ASYIK PUNYA.

mobil sebagai oven

Kalau mobil dijemur seharian di bawah terik Matahari, dan semua kaca jendela ditutup, maka jadilah oven beroda. Panas setirnya, sekitar 70° C, setara pemanggang daging sapi — tapi tak sampai gosong. Adapun panas dasbornya, sekitar 82° C, bisa bikin matang daging ayam.

Saya bayangkan Pak Guru akan menambahkan bumbu, “Kalau mobilnya tanpa V-Kool 60 persen, dan cat bodinya hitam, maka interior mobil itu akan jadi oven yang hebat.”

Itulah yang segera terlintas dalam lamunan saya ketika mendapati jembatan keledai dalam bungkus tabir surya di keranjang sampah.

Jembatan keledai adalah cara untuk menyederhanakan masalah dan mempermudah pemahaman. Sama seperti sejak dulu Pak Guru bilang “mejikuhibiniu” untuk spektrum warna. Serupa Bu Guru dulu mengajarkan mata angin dengan lagu “Timur, tenggara, selatan, barat daya…

Apakah klaim diri Axius, produsen tabir ini, dapat dipertanggungjawabkan, karena tak merujuk sebuah hasil riset oleh pihak independen?

Itu soal lain. Tapi cara dia meng(k)omunikasikan maksud itulah yang menarik. Cukup sugestif dan semoga tak mengecoh.

Kita pun sebenarnya sudah semakin akrab dengan jembatan keledai, terutama melalui media cetak, karena para editornya sadar bahwa infografik akan membantu pemahaman pembaca.

Dulu, akhir 80-an, sebelum koran dan majalah Indonesia akrab dengan infografik, kita mendapatkannya dari media luar. Misalnya USA Today dan US News & World Report. Lantas media lain dan kantor berita juga memasok infografik.

Apa urusannya dengan Pak Guru? Alangkah baiknya jika buku-buku pelajaran menggunakan jembatan keledai yang secara visual maupun verbal tergarap bagus.

Untuk isu lingkungan, misalnya berapa kali lapangan sepakbola hutan kita yang hilang saban hari, Timpakul bisa bantu. Begitu pula, lagi-lagi misal, volume total pembuangan BBM selama dua jam puncak kemacetan Jakarta, itu bisa dipakai untuk apa saja.

Saya merindukan buku-buku pelajaran SD yang enak dibaca dan perlu — seperti tempe yang enak dibacem dan perlu — sehingga para murid tak didera oleh hapalan yang membengkakkan benak.

Djoni Herfan pasti punya ide untuk simplifikasi materi buku pelajaran. Oh ya, tiba-tiba saya membayangkan alangkah mengasyikkannya jika Priyadi menulis buku sains untuk SD. Akan lebih sip kalau dibantu Tukang Koran.

Tinggalkan Balasan