Dasar Pethuk: Patuk Patok Ketemu Pathuk

▒ Lama baca < 1 menit

PIA, UBIN, DAN KELOMPOK KIRI.

bakpia pathuk ks tubun yogyakarta

bakpia pathuk 75 yogyaMisalkan bakpia dari Pathuk, Yogyakarta, itu sudah menjadi salah satu jenis penganan, maka bolehlah ditulis sebagai “bakpia pathuk” (dengan “p” kecil, karena bukan nama geografis). Sama seperti “gudeg yogya” dan “soto madura”, begitulah.

Mengapa bakpia tak (harus) mengandung “bak” (pork)? Bacalah riwayatnya. Tentu, pia tak hanya di Pathuk. Juga tentu, pia Pathuk tak hanya cap 75, yang paling enak dan akhirnya berganti logo karena sering dimiripi oleh pesaingnya (tetangganya).

bakpia pathuk 75 yogyakartaLantas, apa pula pathuk, yang dilafalkan dengan “t” kental seperti dalam bahasa Bali itu?

Saya belum tahu apakah pathuk itu, dalam bahasa Jawa, nama tumbuhan atau apa. Kalau pathok, dalam bahasa Jawa, ya seperti patok dalam bahasa Indonesia: tonggak.

Adapun patuk, selain berarti pagut, menurut KBBI juga berarti zakar atau batang kemaluan pria, sebagai serapan dari bahasa Minangkabau. Kata kerja pasif “dipatuk” bisa punya arti yang lain. :D

bakpia srikandi pathuk yogya

Kalau pethuk, itu istilah Yogya untuk bodoh, tolol, atau kemplu.

Anehnya, penjual pia di Yogya bisa menyebut diri beralamatkan di “pathuk”, “pathok”, dan “patuk”. Untunglah belum ada yang menyebut diri “pethuk”, yang oleh lambe gatel tak kreatif akan disusul dengan pelesetan “Semar, Gareng, Bagong…”

bakpia pathuk 51 yogyakarta

Selain Pathuk yang mengapit Jalan Aipda K.S. Tubun, ada pula Pathuk berupa bukit di selatan kota, menuju ke arah Wonosari.

tegel cap kunci yogya

Nah, Pathuk yang kota itu sesungguhnya tak hanya berisi pia. Di sana ada tegel (ubin semen) cap Kunci, yang sekarang mendapatkan banyak pesanan lagi karena banyak bagunan bergaya retro, termasuk hotel dan kafe, yang melantaikan ruangannya dengan sentuhan klasik. Bebek Ginyo di Tebet, Jakarta, misalnya.

tegel cap kunci

pathuk yogyakartaDi Pathuk pula, pada awal kemerdekaan, ada kelompok diskusi kiri. Orang menyebutnya Kelompok Pathuk. Di kelompok itu pula seorang calon diktator mengenal Syam Kamarruzzaman, Chairil Anwar, Sjahrir, hingga D.N. Aidit.

Apakah orang itu aktivis Kelompok Pathuk? Menurut Dayino, pemuka kelompok, orang itu hanya sesekali singgah. Dia juga bukan anggota.

“Karena kami penganut paham sosialis, sementara Soeharto mengejar ambisinya sendiri melalui jalur militer. Kami menyayangkan mengapa nama Soeharto dimasukkan dalam monumen Pathuk. Demikian juga penonjolan peran Soeharto yang digambarkan dalam diorama pertempuran Kotabaru di Monumen Yogya Kembali, perlu diluruskan,”
(Dayino)

Tinggalkan Balasan