KALAU KEKURANGAN RUANG YA PAKAILAH JALAN.
Dua pekan belakangan ini di dekat rumah ada meja pingpong anyar. Cetak-cetok wuss!
Dalam temaram neon, bola jingga itu kabur bagi mata rabun silindris minus. Tapi untuk orang tangkas, merem pun bisa bermain tenis meja. Sayang saya bukan orang tangkas. Siang hari pun tidak bisa pingpong.
Meja pingpong itu ditaruh di separuh badan jalan. Habis mau di mana lagi? Yang penting riang. Antartetangga bisa berhandai-handai, minimal sebagai penonton.
“Ayo Pak, kalau berani…” tantang seorang ibu, pensiunan perawat, yang tangkas bertenis meja. Seperti Anda duga, saya tidak berani — dan tidak malu.