Kami tak tahu bagaimana di sana, tapi semoga baik saja adanya.
Di sini kami memelihara jejak yang Anda tinggalkan.
Jejak dari suatu masa ketika alat musik dan teknologi perekaman belum semaju sekarang.
Jejak lama dari awal karier Anda dan teman-teman Anda yang menjadikan proyek musikal sebagai penyalur gairah berekspresi tanpa banyak memikirkan sukses berupa uang berlimpah.
Jejak lama ketika pilihan media masih terbatas, dan yang namanya TVRI tak ma(mp)u menampung musik yang melenceng dari kalaziman pasar saat itu — kecuali untuk selingan.
Pun jejak lampau ketika tak (semua) stasiun radio (apalagi di kota-kota kecil) yang mengaku menyukai lagu Indonesia pun tak sudi memutar musik tertentu dengan alasan pendengar tak akan suka, lagi pula durasinya terlalu lama — bahkan pembajak kaset pun waktu itu enggan menyambarnya karena mereka yakin itu tak bakal laku.
Kini ketika pilihan bermedia kian kaya, tapi jejalan multimedia juga kian sesak, lagi pula orang terbiasa dengan klip tiga menitan, sehingga akan lelah oleh intro dan interlud yang bertele-tele, jejak itu masih layak disimak…
Jurang Pemisah
[audio:JurangPemisah.mp3|option1=value|option2=value]Dari puncak bukit megah Ini
Sejenak pandangku terlempar
Nun jauh di lembah di bawah sana
Terpisah dalam dan curamnya jurang*
Di sana sobatku berkumpul
Bergumul dalam liatnya lumpur
Merangkak mencari jalan keluar
Terhuyung tersandung
dan jatuh lagi
Bilakah saatnya
Kau datang dan berkumpul
Di bukit megah ini
Album: Jurang Pemisah, 1977
Komposer: Yockie Soeryaprajoga
Vokal & bas: Chrisye
Lirik: James F. SundahNB: Supaya tidak bikin tekor bandwidth saya, silakan comot ini. Terima kasih.
Pernah terkabar, saat sakit masih mendera Anda mencoba bangkit, ikut lantunkan Chopin Larung.
Chopin Larung
[audio:ChopinLarung.mp3|option1=value|option2=value]
Album: Guruh Gipsy, 1976
Komposer: Guruh Soekarnoputra
Vokal & bas: Chrisye
Lirik: GuruhNB: Supaya tidak menggerogoti bandwidth saya, silakan datang ke sini. Terima kasih.