↻ Lama baca 2 menit ↬

WANITA JUGA MENGAMINI MITOS SUPERIORITAS PRIA.

4 pria idaman majalah chic januari 2007

majalah chic 3-16 januari 2007“4 Lelaki Penggugah Selera: Young, Rich & Available”. Itulah cover line majalah Chic edisi (3-16 Januari 2007). Topik yang tak baru tapi bisa disebut klasik. Selalu aktual dari masa ke masa. Diperbincangkan sebagian kaum hawa jomblo dari zaman ke zaman, di kedai kopi sampai internet messenger.

Pada zaman purba, lelaki idaman adalah yang powerful. Kuat, cepat berlari, terampil memanjat, tahan berenang dan menyelam, bisa membunuh lawan secara kilat, dan terampil berburu.

Secara naluriah kaum wanitanya akan mengandaikan bibit lelaki macam itu bagus. Layak untuk menghamili karena akan menurunkan anak yang tangguh. Betul, seperti beberapa satwa betina memilih pejantan yang menang kelahi menjelang kawin.

Misalkan jadi ayah, lelaki macam itu boleh diandalkan karena bisa mencarikan makanan dan melindungi anak-anak maupun istri-istrinya, bahkan puaknya. Kelak ketika sudah mengenal peladangan, lelaki itu bisa semakin menjajah wanitanya atas nama pembagian kerja secara seksual.

Teori apaan tuh? Teori gombal. Berdasarkan pengandaian saja. Cukup dengan satu sanggahan gombal, teori itu akan gugur.

Sekarang, misalkan topik serupa usungan Chic itu muncul di majalah pria bagaimana? Bisa. Boleh. Kenapa tidak? Paris Hilton boleh dipajang di majalah pria.

Selain Jeng Paris, wanita lain yang cantik, seksi, kaya, dan lajang (atau janda, atau mau cerai) juga boleh dipajang. Tinggal soal kemasan visual, mau yang classy atau yang sekadar membonekakan model.

Yang lebih penting dari kemasan visual adalah keseluruhan kemasan pesan, dari yang visual sampai verbal. Misalkan wanita kaya dicitrakan sebagai calon bread winner dan sumber pendapatan ekstra bagi pria, akan terhinakah sebagian adam?

Mitos tentang superioritas pria pada akhirnya memenjarakan kaum adam. Jadi pria matre itu tidak pantas. Taruh kata wanita matre juga tak pantas, maka pria matre jauh lebih tidak pantas. :)

Gombalan tentang superioritas pria telah mengungkung sebagian pria dan… wanita. Jika merasa ada hal (tertentu) yang kurang dalam dirinya saat dibandingkan dengan wanita bidikannya, sebagian pria akan mungkret. Tanpa power akan kehilangan peran. Dominasi (dan privilese) bisa terancam.

Di sisi lain, sebagian wanita modern pun masih menyimpan syarat lawas. Calon pasangannya setidaknya kudu unggul dalam satu hal — syukur seluruhnya — yaitu ekonomi (karier, pendapatan) dan inteligensi (pendidikan, pengetahuan, cita rasa seni [termasuk literer dan kuliner]). Harus ada sesuatu yang bisa jadi power. Pintar dan berani panjat genting hanya nilai lebih (tapi rendah) — kecuali berprofesi sebagai tukang atap.

Dengan prasangka dan kepicikan gombal itulah — bahwa mitos superioritas pria masih dipelihara — saya agak paham satu hal: perjanjian pranikah yang menyangkut harta. Tentu dengan mengesampingkan klausul tentang anak.

Sejauh saya tahu (bisa salah, silakan Anda koreksi), yang sering terjadi di Indonesia adalah bila mempelai pria maupun wanita sama-sama kaya (paling beda tipis), atau mempelai wanita jauh lebih kaya daripada mempelai pria.

Jarang lho mempelai prianya kaya, tapi mempelai wanita sangat tidak kaya, lantas dibikin prenuptial agreement. Ketika saya tanya, beberapa wanita bilang semacam ini, “Gue nggak sudi. Emang gue mau ngerampok?”

Ada juga yang jawabannya lucu: “Gue nggak percaya mitos. Laki ama perempuan tuh setara. Gue cuma butuh duit gede, hidup seneng, apa-apa kecukupan. Kalo gue nggak bisa, ya itu tugasnya laki buat nyediain. Kalo dianya nggak sanggup, ya jangan jadi laki gue. Apa? Gue yang ngongkosin dia? Duh maaf, nggak deh. Ini bukan matre tapi rasional.”

Jawaban yang sama mestinya juga bisa muncul dari pria. :D :P Tapi bagaimana mau menjawab soalnya belum ditanya, lha wong untuk mendekati wanita yang lebih tinggi (kadang termasuk tinggi fisik) pun sebagian pria minder.

Saya? Dalam banyak hal minder. Dalam istilah bapak dan simbok saya: “minderwaardigheids complex“.

Link: Blog pembaca Chic

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *