DESAIN UNIK YANG HANYA TERLIHAT SAAT TELANJANG.
Ha! Saya temukan kedua ikan itu masih terbungkus plasik. Terselip di antara sejumlah sampah di meja saya. Untung tak amis karena berbahan plastik. Saya membelinya sebelum bulan puasa. Harga per buah Rp 2.500. Padahal dulu pertama kali melihat harganya Rp 6.000.
Lho, bukannya ini barang model lama, superbasbang? Iya, tapi lebih dulunya lagi mahal banget, melebihi harga lama yang saya sebut tadi.
Ketika merapikan meja, saya fungsikan ikan itu. Lumayan. Masing-masing bisa menampung 10 kotak CD kemasan standar. Yang saya maksud kemasan standar itu ya yang biasa, bukan yang cuma tipis berkarton (keren sih) seperti album The Eraser-nya Thom Yorke*) maupun kemasan khusus dobel CD dua pintu.
Bagaimana dengan desain? Keunikan tempat CD ini akan tersembunyi setelah terisi. Kalau dipenuhi CD bakal tinggal kepala dan ekor doang, sama seperti sisa setelah kita menyantap ikan tertentu. Memang sih ada saja yang doyan kepala ikan. Bahkan kepala kakap, misalnya, dijual tersendiri. Pramuniaga pasar swalayan memotong kepala itu dengan gergaji, ngingggggggggg….
Di luar soal iklan, pertumbuhan sebuah produk memang memancing perkembangan desain produk pendukung. CD dan DVD memacu pertumbuhan tempat penyimpanan, dari album tentengan sampai rak. Bahkan di Glodok, bursa DVD bajakan itu, yang banyak dijual adalah album untuk menampung keping cakram saja. Mungkin mereka yakin, pembeli barang bajakan tak butuh kemasan DVD yang menghabiskan tempat.
———-
*) Musiknya nggak enak. Kayak orang insomnia membunuh waktu di studio. :D Beli CD ini sama ngeselinnya dengan beli Editors — betul ini, ini nama band. Mungkin yang namanya editor di mana pun memang cenderung ngeselin. :D