MESTINYA KITA TETAP AMAN CUKUP DENGAN POLISI YANG KITA BAYAR MELALUI PAJAK.
Ada saja iklan dan brosur alarm untuk rumah (juga mobil). Rayuannya, “Kalo Lebaran rumah kosong itu bahaya, Bos!” Huh, memangnya dunia ini tidak aman?
Polisi sudah berkali-kali bilang, selalu siap mengawal pengantaran uang. Tapi ah… jasa pengawalan swasta toh tetap hidup. Lihatlah saat pengisian uang di ATM. Lihat juga saat gerai roti tenar di mal tutup malam hari. Pengawal uang selalu siap.
Tak cukupkah polisi, yang dibayari dengan pajak rakyat itu? Di negeri maju, jasa polisi swasta juga hidup — dan bikin cabang di sini, bahkan beberapa perusahaan melibatkan pensiunan jenderal.
Bagaimana polisi mengamanakan dirinya sendiri, di Polda Metro Jaya pernah kedapatan penjaga gerbangnya adalah satpam, bukan polisi.
Mau lebih aneh? Enam tahun silam, ketika ada heboh skandal korupsi yang mengakibatkan pemakzulan presiden, pengembalian duit tunai miliaran rupiah diangkut oleh mobil polisi swasta, diantarkan ke markas polisi.
Saya tidak menolak jasa pengamanan swasta. Bahkan kalau punya duit, dan ada alasan, saya juga akan memanfaatkannya.
Saya juga mengakui dalam beberapa hal mereka bisa lebih responsif. Tiga tahun lalu ada anak hilang. Penemuannya dituntaskan oleh cabang jasa pengamanan internasional di Indonesia.
Tapi saya kadang berpikir mungkinkah kelak kita bisa aman dan nyaman cukup dengan polisi, dan kita cukup menyejahterakan mereka melalui pajak yang kita setor?
Delapan-anem! Bisa dikopi, Ndan! Krsxcskkk….