SEPEDA MOTOR TERPARKIR ADALAH BANGKU NGANGGUR.
Pesan ini hanya dipahami oleh pemilik sepeda motor. Mereka yang disasar pengumuman ini, apalagi kalau tak punya motor, seringkali tak paham di mana masalahnya. Saya menjumpai maklumat ini tadi siang (ya, hari Ahad), di sebuah lembaga.
“Lho motor kan enak buat duduk. Berdiri itu capek. Emang napa?”
“Kalo mobil sampeyan di parkiran itu diduduki boleh ndak?”
“Ya jelas nggaklah! Tapi motor ama mobil kan beda. Dudukin mobil, apalagi kapnya, itu nggak sopan banget. Kalo mau duduk ya di jok dong. Bahwa joknya itu di dalem, harus buka pintu dulu, itu masalah lain kan?”
Dalam piramida kasta kendaran, sepeda motor biasa (bukan motor gede) tak berada di lapis atas. Kalau motor kotor, pemiliknya akan diledek. Tapi kalau motor bersih, motornya akan ditangkringi orang lain, tanpa peduli bahwa penyangga samping bisa bengkok.
Masih lebih untung motor bebek dan motor biasa. Jika itu skuter cap Vespa, lumpur cap sepatu penangkring kadang berjejak di bodi belakang yang menggembung.
“Oh, gitu ya? Gue nggak ngerti soalnya belon pernah punya motor. Kalo mobil gue ditangkringi sampe baret apalagi pake bonus lumpur, gue nggak bakalan terima.”
Kalau Anda pemilik atau pemakai motor, apa yang akan Anda lalukan? Eh sabar, ini bulan puasa lho… :)