Bercanda dengan Belatung dan Lalat

Begitu balon dipijit, belatung di dalam menggeliat, lalat pun merambat. Ada bercak darah.

▒ Lama baca < 1 menit

ADA SADISME DAN MASOKISME DALAM DIRI KITA.

Mainan: Bercanda dengan Belatung dan Lalat

Begitu dipijit, bola itu menggelembung, jadi bening. Belatung di dalamnya bergerak, menggeliat, sebagian berenang dalam cairan merah. Seekor lalat menemani mereka. Nggilani. Menjijikkan.

Memang itu cuma mainan. Belatungnya terlalu besar. Begitu pula lalatnya. Darah terlalu encer, warnanya kurang tua.

Nyatanya, pertama kali melihat itu dimainkan oleh pramuniaga, saya ngeri. Raras juga. Tapi akhirnya bapak dan anak membelinya. Masing-masing satu. Harganya @ Rp 5.000. Ada sedia di Oke Doku, toko serba-satu-harga di Blok M, Jakarta Selatan.

Mainan: Bercanda dengan Belatung dan Lalat

Selalu ada mainan jail. Saya pernah menyodorkan permen karet Wrigley kepada istri saya. Dia ambil selembar. Hup! Mendadak sontak keluarlah kecoak plastik yang menempel ke jempolnya. Dia kaget, jijik, mengibaskan lalat dan permen, lalu melompat, berdiri di atas bed, dan marah betulan sampai napas tersengal.

Teman saya di kantor masa lalu, namanya Stanley (apa kabar?), punya sejumlah mainan sulap. Misalnya tinja padat basah dan muntahan berlalat. Ada juga potongan tangan yang jemarinya bisa bergerak-gerak seperti meremas. Terhadap kejailannya, mulanya kami kaget, jijik, dan ngeri; tapi setelah itu tertawa.

Dulu saya menganggap itu semua sebagai bagian dari latihan memelihara kewarasan saat diteror dan ditekan. Siapa tahu nasib buruk menyapa, karena sebagai aktivis dia berkemungkinan dicomot satuan khusus yang atas nama kepentingan negara boleh merusak jiwa orang.

Bagi pemakainya, mainan jail merupakan pelunakan sadisme. Ada kenikmatan saat melihat orang lain menderita karena kaget, jijik, dan ngeri.

Mainan: Bercanda dengan Belatung dan Lalat

Tapi lihatlah dunia hiburan. Film horor terus dibikin. Orang membayar untuk mendapatkan kengerian, bila perlu sampai tak berani melek, tapi setelah itu harap-harap cemas terhadap kengerian susulan. Sensasi tipis masokistis?

Nun di sebuah tempat jauh saya pernah memasuki toilet modern simpel bersih kering serbaputih. Masing-masing urinoir, wastafel, kloset, dan bidet diberi aksen seekor lalat. Ternyata hanya gambar lalat mirip nyata, seukuran asli, dengan kontur dan tekstur terinci.

Entah siapa si desainer gila yang punya humor aneh itu. Tapi sebagai orang dari negeri tropis jorok, saya tak terguncang.

Tinggalkan Balasan