KIAT BISNIS: JANGAN ABAIKAN YANG MUDA (TERMASUK PRIA).
Tampaknya sudah tak ada lagi cap “salon buat emak-emak” dan “salon untuk cewek”. Keindahan harus dikejar dan dipertahankan tanpa kenal usia. Penyedianya bisa bernama salon, klinik, pusat kecantikan, pusat perawatan tubuh — pokoknya bukan puskesmastik (pusat kesehatan masyarakat cantik), karena ini istilah ndesit, kurang kosmopolit.
Layanan salon emak muncul karena peluang bisnis. Ada tahap ketika hukum alam menampakkan ketegaannya sehingga wanita harus menyiasati. Masalahnya juga bukan sekadar usia melainkan daya beli. Kalau sudah matang, diandaikan, lebih berduit — dan lebih niat.
Tapi pasar tak hanya harus dipertahankan. Pasar kudu diperluas. Maka layanan untuk konsumen muda (pelajar) pun diperkenalkan. Itulah layanan untuk cewek yang selama ini cuma mengantar dan menjemput emak dan bibinya. Duitnya ya dari emak. Masa sih untuk cantik-seksi harus menunggu dapat pekerjaan. Lama.
Lebih bagus lagi kalau ada alasan pembenar berbau historis supaya tak dituding mengajak konsumtif. Misalnya, “Dahulu kala, para putri kraton pun bla bla bla demi kecantikannya sejak belia.” Beres. Tancap. Kalkulator jebol tombol tapi tak tekor. Kompetitor juga tak mau ndlosor, sekaligus ogah dibilang sebagai pengekor.
Hmmm… salon memang bisnis yang gurih — kalau pintar mengelola. Esok, ketimbang lelaki pengantar pasangan / adik / kakak / teman / kenalan anyar itu bengong, mestinya juga kudu dilayani. Maka jadilah salon keluarga yang membuat nyaman pria metroseksual maupun metromini.
Eh, lelaki bengong? Ada sih yang begitu di salon. Itu lho, para pengantar. Membolak-balik majalah fesyen, menyedot minuman, tak merasa memperoleh apa-apa, dan lagi-lagi menengok arloji dengan kesimpulan bentuknya belum berubah.
Meskipun banyak yang gemulai di sana, kaum pengantar ini kurang enjoy. “Sama-sama berkumis, ngapain?” kata seseorang. Cari yang klimis dong Say, sekalian menyusun revisi “kamus akika sutra endang”. Para gagah gemulai dan tegap jelita bisa jadi narasumber.
Catatan: iklan Marie France maupun Impressions muncul di hari yang sama, Kompas Selasa 29/08/06, hal. 24 dan hal. 18.