↻ Lama baca < 1 menit ↬

TERGANTUNG WAKTU DAN… HARGA DONG! :)

dvd rental in jakarta

Saya bukan — belum menjadi — pecandu DVD. Kurang waktu, lagi pula, hehehe… TV saya cuma satu. Ketika bersih-bersih saya menemukan sekian keping yang hanya sekali tayang. Bahkan ketika diputar lagi sudah tidak bisa. Malah ada yang belum pernah saya putar.

Buat apa punya koleksi DVD kalau hanya diputar sekali?

Tentu itu pertanyaan bodoh. Orang beli buku juga cuma dibaca sekali, dan setelah itu tak dibuang, malah ditata dalam rak. Hanya kalau butuh maka dibaca ulang, entah kapan. Masih mendingan CD audio, setidaknya ada yang diputar setahun sekali.

Beberapa orang mengarsipkan DVD-nya dengan baik. Tapi tanpa kotak, tetap telanjang, dimasukkan ke dalam album — padahal kotak DVD berisi informasi lho. Berapa banyak yang ditonton lebih dari sekali? Lihat hukum buku di atas.

Orang seperti Budi Tarrantino, Bada Schlondorff, Badu Scorsese, maupun Bidu Wenders, mungkin menata DVD-nya yang berkotak dengan rapi, pakai katalog, sehingga kamarnya menjadi sinematek. Siapa tahu dia menggaji Dubidabadabu Almodovar untuk mengurusinya.

Beberapa orang lainnya lebih suka menyewa DVD. Alasannya: tak ada tempat untuk menyimpan, malah dengan menyewa menjadi lebih niat untuk menonton.

Tapi bisa juga ada akar masalah yang lain. Harga DVD “orisinal versi Mangga Dua” maupun “orisinal versi Glodok” itu murah. Ngapain nyewa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *