Jenggot Rp 2.000 dan Cukur Kilat

▒ Lama baca < 1 menit

TAK SEMUA YANG SERBACEPAT ITU MENARIK.

10 minute haircut @ mal artha gading

“Cukur jenggot Rp 2.000.” Saya dan anak saya tertawa membaca itu. Dipasang di sudut cermin lebar kios pangkas dekat rumah, tulisan itu sungguh lucu bagi anak perempuan kecil. Mereka belum paham dunia pria: kumis-cambang-jenggot kadang tak bisa dibereskan sendiri.

Kalaupun bisa, pria kadang kurang waktu. Di kantor lama, dulu, saya sering mendapati wastafel toilet pria berisi rontokan bulu kaku yang pendek. Rupanya di rumah tak ada waktu.

Cukur-mencukur, pangkas-memangkas, potong-memotong rambut, memang bukan soal gampang. Untuk pria saja susah apalagi wanita. Maka ketika Day, anak saya, tanya apakah saya ada waktu untuk mengantarnya ke salon, saya menawari pangkas kilat sepuluh menit, waralaba dari Jepang yang menarik ongkos Rp 20.000 tanpa tip.

“Uh! Bapak yang botak aja nggak mau ke sana lagi, apalagi aku,” ujarnya dengan sok bersungut lalu disusul tawa bersama adiknya. Tentu seperti biasanya dia akhirnya memilih memotongkan rambut di sebelah 10 Minute Haircut.

Sepuluh menit bagi orang kota besar (sok) sibuk, yang mendapatkan tempat parkir sehat di gedung yang salah, setara dengan jalan kaki menuju titik tujuan. Apa, sehat? Semakin jauh kendaraan terparkir berarti kakinya semakin banyak melangkah.

Untuk makanan sudah ada kedai siap saji. Untuk cukur juga ada. Tapi semuanya terpulang kepada kecocokan. Waktu bukan segalanya.

Untuk makanan siap saji dan siap santap, kalau tak cocok di lidah bisa ditinggal di tengah penyantapan, lantas pindah ke kedai lain. Lha kalau cukur dan potong rambut?

Tinggalkan Balasan