↻ Lama baca < 1 menit ↬

PENGANJUR KESELAMATAN TAK SETUJU MENYETIR SAMBIL MENGHITUNG UANG.

loket jalan tolJasa Marga pernah menargetkan transaksi di loket tol cuma butuh 30 detik. Tentu dengan pengandaian para pembayar menyiapkan uang pas, asli dan utuh pula. Juga: uang tidak dijadikan origami. Kalau tidak?

Peraturan di loket dan kasir mana pun, secara sepihak mewajibkan pembayar menghitung uang kembalian pada saat transaksi.

Dalam praktik, lima detik mobil tak beranjak karena sopirnya sedang menghitung akan mengundang klakson dari belakang, terutama pada jam orang bergegas.

Bisa dimaklumi, karena lima detik untuk 12 mobil berarti satu menit. Dalam laju konstan 60 km/jam, tertahan semenit berarti tertinggal satu kilometer.

Jadi? Ini soal nasib. Sopir taksi pernah melenggang, tak meminta kembalian Rp 47.000 dari lembaran Rp 50.000, sementara penumpangnya melamun. Seorang pengendara lupa meminta kembalian Rp 4.500 dari serahan Rp 5.000 — waktu itu masih ada tol gopekan.

petugas tol jasa margaKalau bayaran berkurang, apapun penyebabnya, petugas tol lebih sigap. Dia akan memanggil pengendara dengan lospiker. Satpam siap menghentikan. Si pengendara kesal hati dan malu di tengah hujan klakson.

Masalahnya, kursus setir abal-abal yang tak hirau safety driving dan defensive driving pun tidak pernah mengajarkan kiat sembrono bernama “mengemudi sambil menghitung uang”.

Kalau mau berguru, datangilah sopir angkot. Mereka bisa menghitung uang, sambil menyalakan rokok, sementara matanya menyapu jejeran calon penumpang di pingir jalan, sesekali menengok spion, padahal sedang menyetir.

transaksi di loket jalan tol

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *