↻ Lama baca < 1 menit ↬

INSTRUKTURNYA DARI FILM DAN TV…

kotak tombol alarm kebakaran jenggotSaya ingin tahu seberapa akrab Anda semua dengan pemadaman api selain mengguyurkan air dan menaburkan pasir, atau mengerudungkan karung dan selimut basah ke sumber api. Saya sendiri ternyata tak paham.

Kesadaran itu muncul setiap kali melewati tabung pemadam api. Ada stiker peringatan untuk siapa saja yang tergolong “barang siapa”.

Ternyata pasal 189 KUHP mengancamkan hukuman maksimal tujuh tahun kepada siapapun yang mengalangi pemadaman.

Termasuk di dalamnya adalah mengalangi akses ke alat pemadam, menyembunyikannya, dan merusaknya.

tabung dengan peringatan hukumSungguh norak, saya pernah menjadikan tabung kecil pemadam di kantor lama sebagai gantungan topi dan jaket. Misalkan ada kebakaran, orang bisa repot mencari tabung.

Lebih norak lagi saya belum pernah melatih diri maupun dilatih menggunakan tabung, sejak melepas pin sampai mengarahkan semprotan ke api. Membuka pintu kotak hidran, lalu mengurai selang, hanya saya lihat di film — tapi lupa rincian langkahnya. Ralat: pernah sih menerima undangan latihan pemadaman, tapi saya beralangan.

Ada cara melatih diri yang subversif tapi tak saya lakukan, kecuali dalam lamunan keingintahuan semasa bocah. Memecahkan kotak berkaca agar alarm berdering. Atau menempelkan api ke sprinkler agar pecah dan mengaktifkan alarm bahkan mengundang guyuran air.

pemadam api di mal artha gading jakartaUntuk pemecahan kaca kotak alarm dan pemadam, semua alat sudah menyatakannya. Setiap orang diandaikan teringatkan dan dapat melakukannya. Tapi pernahkah setiap orang — ya setiap “barang siapa” tadi — dilatih cara membunyikan alarm?

Safety first. Artinya: utamakan penghematan. Sayang kalau kotak dipecah. Sayang kalau isi tabung dihamburkan. Saya tak tahu apakah maskapai asuransi mensyaratkan keterlatihan penghuni gedung dalam klaim kebakaran.

Keterlatihan? Bagaimana menyelamatkan diri saat kebakaran, sebagian dari kita tak dilatih. Di SD tak diajarkan. Instruktur kita adalah film dan televisi.

Bagus juga lho kalau asosiasi penjual pemadam kebakaran dan asuransi membuat serangkaian pelatihan penyelamatan dan pemadaman untuk anak sekolah.

Memang, ada pekerjaan yang menjadi porsi satpam dan petugas dinas pemadam kebakaran. Tapi pekerjaan kecil lain, termasuk menyelamatkan diri secara aman, mestinya jadi kebisaaan setiap barang siapa.

Jika kesadaran keamanan dan keterampilan pemadaman meningkat, maka ujung-ujungnya penjual juga kan yang untung?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *